Jumat, 13 November 2009

BRANDING YOU with YOUR SMILE

STRATEGI MEMBANGUN CITRA DIRI DI DEPAN PUBLIK

(GRADIEN) Bagi orang yang ingin tampil baik atau seorang “publik figur” yang beraktivitas di bidang entertaintment, public speaker, public relations, dan sejenisnya, senyum menjadi modal simbolik untuk meraih kesuksesan dalam pergaulan sosial, karir kerja dan bisnis.

Seperti halnya sebuah produk, pasti membutuhkan merek agar dikenali oleh konsumennya, demikian juga dengan nilai diri “seseorang” perlu di branding supaya “laku” dalam berelasi dengan orang lain, sebab keberhasilan seseorang bergantung kepada brand pribadi yang dibangunnya.

Senyum merupakan tools sederhana dan humanis yang dimiliki oleh setiap orang, yang mampu mengekspresikan kondisi positif emosi seseorang kepada setiap relasinya. Senyum mampu menancap sebagai merek di benak relasinya dalam waktu yang lama (bahkan tak mungkin hilang). Karena itulah buku ini ditulis.

Buku kecil ini membahas; bagaimana menciptakan merek diri dengan sebuah senyuman, antara lain : Personal Branding, Kecantikan & Senyuman, Cerita Tentang Senyum, Hukum Resiprokal, Manfaat Senyum & Tertawa, Sehat Karena Senyum & Tertawa, Teori Senyum, Senyum Dalam Persepsi Budaya, Bagaimana Senyum di Proses, Jenis Senyuman, Syarat Senyum Yang Ideal, Bagaimana Cara Melatih Senyum?, Anda adalah Merek, dan Senyum sebagai strategi membangun merek..

Kamis, 12 November 2009

Keberanian Mempercayai Dan Melakukan Ucapan Yesus Akan Mendatangkan Mujizat


Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-muridNya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruhNya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-muridNya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu”, lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air”. Kata Yesus:”Datanglah !”. Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!”. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata:”Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”. Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.” Matius 14: 22-32

Sebelumnya, Alkitab mencatat dalam Matius 14:13-21, bahwa Yesus telah melakukan sebuah pelayanan mujizat, yaitu memberi makan 5000 orang, dengan 5 roti dan 2 ikan. Sesudah itu, lalu Yesus menyuruh murid-muridNya naik ke perahu untuk mendahuiNya ke seberang, sementara orang banyak itu disuruh pulang (ayat 22). Murid-murid itupun berlayar dengan menggunakan perahu, sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh Yesus. Dalam beberapa saat di atas perahu, murid-murid merasa nyaman, mereka berada dalam zona kenyamanan dan tidak ada masalah.

Dalam melakukan aktifitas kita sehari-hari, semua nampaknya nyaman, karena hidup kita ditunjang oleh materi/fasilitas yang cukup, keluarga/sahabat yang baik, dan semuanya terasa nyaman. Keadaan kita baik-baik saja, kita juga sehat dan semua berjalan lancar-lancar saja. Tidak ada masalah, baik dalam kehidupan pribadi, pekerjaan, pelayanan dan lain sebagainya. Dalam keadaan ini kita sedang berada dalam sebuah kondisi, yaitu zona kenyamanan. Namun, apakah kita selalu akan berada dalam zona kenyamanan itu?
*courtesy of PelitaHidup.com
Dalam ayat 24 dikatakan bahwa sesudah beberapa mil jauhnya dari pantai, perahu yang dipakai oleh murid-murid Yesus itu diombang-ambingkan oleh gelombang, karena ada angin sakal, yaitu suatu badai yang besar. Zona kenyamanan mereka sedang digoncangkan oleh badai. Tidak ada yang bisa diandalkan, fasilitas yang ada yaitu perahu, tidak dapat lagi menjamin kenyamanan mereka, sahabat juga tidak dapat menolong, untuk selamat dari badai itu. Iman mereka sedang diuji oleh badai itu.

Ada tiga peristiwa/kejadian yang sangat menggoncangkan mereka, yaitu :

1. Badai datang menghantam perahu tanpa mereka duga
2. Angin Sakal datang saat gelap gulita di malam hari, Alkitab mencatat kira-kira jam 3 malam.
3. Masalah makin bertambah karena melihat ada sosok pribadi berjalan diatas air mendatangi mereka, mereka mengira yang datang itu adalah hantu, bukan Tuhan Yesus.

Ketika murid-murid melihat Dia berjalan diatas air, mereka terkejut dan berseru: “itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut” (ayat 26). Mereka amat diliputi oleh perasaan takut, dan gentar. Mereka berteriak-teriak karena ketakutan itu. Tetapi, Dia adalah Allah yang tidak pernah akan meninggalkan umatNya. Bukankah Yesus yang telah memerintahkan mereka untuk pergi lebih dahulu. Ketika setiap orang yang menerima Firman-Nya dan mau melakukannya, tidak pernah akan ditinggalkanNya. Itu janji-Nya pada kita.

“Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi” Yos 1:9b

“Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” Ibr 13:5b

Ya, janji-Nya itu pasti. Benar, Yesus hadir pada saat mereka memerlukan pertolonganNya. “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka:”Tenanglah”! Aku ini, jangan takut!” (ayat 27). Kata ”jangan takut”, memiliki arti beranilah, melangkahlah. Kata-kata Yesus ini sungguh meneduhkan jiwa murid-murid, membangkitkan keberanian, memberi pengharapan kepada mereka untuk diselamatkan dari badai itu.
*courtesy of PelitaHidup.com
Salah satu murid Yesus, yaitu Petrus mengenali suara-Nya. “Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ”Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air” (ayat 28). Petrus percaya, bahwa kata-kata yang diucapkan oleh Yesus sungguh berkuasa. Apa yang akan diucapkan oleh Yesus, Petrus percaya, itu pasti akan terjadi. Yesuspun berkata pada Petrus: “Datanglah!”. Ucapan Yesus itu, membuat Petrus yakin sekali, dan dengan mantap, iapun berani untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan ucapan Yesus itu. Pada saat Yesus katakan, “datanglah!”, angin masih berhembus, tiupan angin masih berhembus, tetapi Petrus berani melangkah keluar dari perahu itu. Petrus tidak terpengaruh oleh keadaan, yaitu pada tiupan angin yang sedang berhembus itu, matanya hanya tertuju pada Yesus dan ucapan Yesus. Dalam pikiran Petrus, hanya tertanam iman yang sangat kuat bahwa Yesus itu adalah penolong dan penyelamat. Sebab Petrus sangat mengetahui bahwa berada dekat Yesus itu aman.

“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku” Maz 62:2

“Maka Petrus turun dari perahu itu dan berjalan diatas air mendapatkan Yesus” (ayat 29).

Kemampuan Petrus berjalan di atas air, tidak ada hubungannya dengan angin ataupun badai itu, dengan kata lain, Petrus dapat berjalan di atas air tidak ada urusannya dengan angin sama sekali. Kemampuan Petrus muncul oleh karena keberaniannya dan mempercayai kata-kata Yesus itu, sehingga ia melangkahkan kakinya ke air itu dan ia berhasil.

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (2 Tim.1:7).
*courtesy of PelitaHidup.com
Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman Petrus bersama murid-murid lainnya adalah keadaan/kondisi yang kurang baik, badai/persoalan, kesusahan dan penderitaan, yang sering menghadang perjalanan kita. Hal itu tidak ada hubungan/urusan apa-apa dengan kemampuan kita untuk menerima mujizat dari Allah. Yang harus kita lakukan ialah mengarahkan pandangan kita terutama pada Yesus dan menghampirinya dengan iman, bukan kepada masalah. Ketika kita percaya pada Firman Tuhan dan kita melakukannya, maka Firman itu pasti nyata dan pasti terjadi dalam kehidupan kita. Persoalannya adalah, apakah pandangan kita tetap tertuju pada Tuhan dan Firman-Nya ?

Pada waktu Petrus menerima Firman dan percaya pada Firman itu, iapun berani bertindak. Dia tidak memikirkan akan tenggelam, tidak melihat kepada air, tetapi seluruh pandangannya dia arahkan hanya tertuju pada Yesus dan ucapan Yesus, yaitu “Datanglah!”. Petrus sudah dapat mengatasi rasa takutnya oleh karena kehadiran Yesus. Petrus telah mengawali sebuah perjalanan yang baik. Sebuah awal yang baik telah dilakukan oleh Petrus. Namun kemudian, masalahnya adalah Petrus tidak menyelesaikannya dengan baik. Mengapa ? Karena imannya telah dirampoki dengan pikiran yang kedua, yaitu kebimbangan.

Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: ”Tuhan, tolonglah aku!”. Saat Petrus mengalihkan pandangan dan perasaannya pada tiupan angin itu, ia mulai ragu, bimbang, sehingga rasa percayanya hilang dan iapun mulai tenggelam, serta berseru kembali minta tolong kepada Tuhan. Segera Yesus mengulurkan tanganNya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (ayat 31). Tuhanpun menolongnya. Ini mujizat kedua yang dialami Petrus, ia tidak tenggelam karena ditolong segera oleh Yesus. Mereka naik perahu dan anginpun reda.

Jangan biarkan keragu-raguan dan kebimbangan itu hadir dalam hidup kita, sekalipun nampaknya keadaan kita sedang sangat buruk, sangat tidak baik bahkan tidak ada harapan. Yakinlah dan beranilah, jangan takut sebab Allah selalu menyertai dan siap menolong kita, bahkan dalam kemustahilanpun Tuhan sanggup membuat menjadi mungkin. Petrus bisa berjalan di atas air tetapi juga bisa tenggelam jika tidak ditolong oleh Tuhan. Masalah bisa menjadi berkat bagi kita, tetapi bisa juga menjadi penderitaan. Tergantung pilihan kita, sebab di dalam segala hal Allah berkuasa untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang sungguh percaya kepada Dia.

”Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” Luk 1:37

.

Untuk mengalami mujizat Tuhan terus terjadi dalam kehidupan kita, maka kita harus:
1. Percaya Kepada Firman Tuhan

“Akan tetapi Firman Allah tidak mungkin gagal” Rom 9:6a

“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal” Ayb 42: 2

Jangan pernah terpengaruh oleh masalah yang sedang terjadi, sekalipun itu buruk atau kurang baik keadaannya. Pada saat segala sesuatu dalam hidup kita tidak ada kepastian, ingatlah, pada Tuhan ada kepastian, pada Tuhan ada jalan keluar dan jawaban. FirmanNya adalah jawaban bagi kita, yang harus tetap kita percayai.

.
2. Tetap Arahkan Pandangan Pada Yesus, Bukan Pada Masalah

“Marilah kita terus melakukan FirmanNya dengan mata yang tertuju pada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” Ibr 12: 2a

Masalah hanyalah sebuah bayangan, yang tampaknya besar. Jika kita memandang pada Yesus maka masalah itu tidak dapat mempengaruhi kita lagi untuk bertindak. Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Dia selalu hadir menyertai kita, Ia akan bertindak dalam setiap situasi kehidupan kita untuk menolong, menuntun, melindungi dan memberkati kita. PertolonganNya selalu tepat pada waktunya, dan Ia tidak pernah terlambat menolong kita.

.
3. Miliki Keberanian, Jangan Takut, dan Singkirkan Setiap Kebimbangan

“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut” Maz 46:2-3

Jangan takut. Kata “jangan takut” ini seringkali diucapkan oleh Yesus, untuk memberikan semangat, gairah dan keberanian bagi setiap orang yang sedang bergumul dalam masalahnya. Supaya mereka tetap percaya pada pertolonganNya yang sempurna itu. Kita tidak akan pernah terima janji-janji Allah kalau iman kita digantikan dengan kebimbangan/keragu-raguan. Kebimbangan itu ditawarkan oleh dunia, orang lain atau keadaan-keadaan yang sedang kita hadapi. Beranilah melakukan Firman Tuhan.

Kalau kita berjalan dengan iman, bukan berjalan dengan penglihatan maka kita akan terus dituntun oleh Roh Kudus berjalan untuk menghampiri dan menerima mujizat. Tetapi sebaliknya, kalau kita berjalan dengan penglihatan kita bukan dengan iman, maka kita akan dituntun oleh kedagingan kita yang membawa kita pada ketakutan, kekhawatiran, kebimbangan dan kecemasan.

.

Pada saat Petrus tidak lagi berjalan dengan imannya tapi ia berjalan dengan kedagingannya, dimana ketika itu ia merasakan tiupan angin maka takutlah ia, dan mulai tenggelam. Mungkin kita sering mengalamai keadaan seperti ini, ketika pikiran dan hati kita hanya tertuju/fokus kepada masalah/pergumulan kita, maka kita pun menjadi lemah, letih dan lesu. Tetapi tatkala kita hanya memandang kepada Tuhan, ingat pada Firman Tuhan dan percaya kepada Firman-Nya, maka akan ada daya yang mengangkat kita di atas masalah kita. Firman Tuhan yang kita percaya itu membuat kita menjadi kuat, menjadi tidak takut lagi, tidak cemas lagi, karena Dia Tuhan yang berkuasa diatas segalanya. Dia Allah yang Besar, Dia Allah yang Ajaib, Dia Allah yang berkuasa atas segalanya, baik atas alam semesta ini. Jadi apakah yang membuat kita takut lagi, atau bimbang ? Beranilah! Berani karena ada Firman Tuhan yang selalu siap menolong kita.

Dalam hidup ini begitu banyak hal yang dapat kita ditakuti, namun Yesus ingin agar kita memandang kepada-Nya saja, supaya kita tidak menjadi takut lagi. Keadaan-keadaan dalam hidup ini tidak ada urusan apa-apa dengan kemampuan kita untuk menerima mujizat dari Allah. Yang menjadi masalah ialah apabila kita mengijinkan itu menjadi masalah. Marilah kita terus berjalan dengan berani untuk menghadapi semua masalah dengan iman, supaya oleh iman itu, kita mengalami mujizat Tuhan. Tuhan memberkati kita semua.

.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Wahyu 1:3

KELEMBUTAN HATI TANDA KELEMAHAN?

Kemajuan teknologi di satu sisi memudahkan hidup dan mempercepat banyak urusan, melipatgandakan kekuatan tangan dan kaki serta juga otak, namun di sisi lain, teknologi juga mungkin memiliki andil membuat kita semakin tidak sabar dan kehilangan kelembutan ketika berhadapan dengan orang lain. Karena terbiasa serba cepat dan serba teratur, mekanis dan otomatis, maka penyimpangan sedikit saja bisa membuat darah kita mendidih dan ujung-ujungnya mendorong kita berkata dan bersikap kasar.

Kelemah-lembutan bisa membuat kita menjadi pribadi yang indah. Secara garis besar, Tuhan mengkaruniakan dua keindahan kepada manusia: keindahan fisik, dan keindahan kepribadian. Manusia pada umumnya mudah terpukau oleh keindahan fisik. Namun, keindahan fisik ini akan segera kehilangan kesan bila tingkah-laku dan kata-katanya kasar. Di sinilah, kelemahlembutan menjadi kunci untuk mewujudkan pribadi yang indah.

Kelemahlembutan adalah akhlak mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal. Jika kita menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan diri kita, niscaya kita akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemah-lembutan, Kita akan mulia di mata sesama. Orang yang memiliki akhlak lemah lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Ketika kita berkata kasar dan mengumpat, sebenarnya kita tidak hanya sedang merugikan orang lain tetapi juga kita sedang menodai hati kita sendiri, mengotorinya dengan kekasaran, serta membuatnya menjadi keras. Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Karena setiap manusia tidk pernah terpisahkan dari problema hidup, jika ia tidak membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia gagal untuk menyelesaikan problemanya, malah kadang menjadi keruh.

Pikiran yang lembut dan penuh kasih sayang akan menonjolkan tentang indahnya kehidupan, akan membangkitkan rasa syukur, dan memberi keihklasan karena anda menerima kehidupan ini dengan penuh rahmat dan anugrah. Dan membuat kejadian yang terjadi pada hari-hari anda begitu indah dan menabjubkan. Terkadang dalam hidupini fikiran kita sering tertuju pada kesuksesan,kesempurnaan, dan memenangan, dan saat itu ego kita bermain, yang membuat suasa yang bersifat biasa menjadi hal-hal yang menjengkelkan, dan hidup kita seperti menjengkelkan dan tidak menyenangkan.

Sesungguhnya kelemah-lembutan adalah ajaran yang universal. Sidharta Gautama, Mahatma Gandhi, para Nabi dan Rasul sebelumnya juga mengajarkan kelembutan. Tidak ada yang bisa menawan hati seseorang dengan sangat cepat dibandingkan sikap lemah lembut dan kasih sayang. Sapalah orang lain dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Fitrah setiap insan, baik pria maupun wanita, baik kaya maupun miskin, baik terpelajar maupun tidak, baik yang berada di belakang jeruji penjara ataupun menggunakan tuxedo di berbagai pesta adalah sama. Setiap manusia di kolong bumi ini, memiliki hati nurani dan senang apabila diperlakukan dengan kelembutan dankasih sayang. Kekuatan lemah lembut dan kasih sayang telah memberikan kenyamanan kepada banyak manusia di seluruh penjuru dunia.

Lemah lembut dan penuh kasih sayang bukan hanya milik wanita, tetapi juga pria memiliki sikap lemah lembut. Lemah lembut bukanlah kewati-wanitaan! Pria yang lemah lembut adalah pria yang peka terhadap orang-orang disekelilingnya. 'Peka' berarti penuh perhatian, inisiatif, memiliki rasa ingin menolong orang lain, tidak 'cuek'. Dengan bersikap lembut dan penuh kasih, tidak menjadikan kita dianggap lemah atau rendah, dengan bersikap lembut akan membentuk pribadi kita jadi lebih kuat, dan luar biasa dalam menjalani kehidupan baik dalam menerima kebahagiaan dan dalam menerima cobaan hidup. Karena hidup tidak selalu dalam keadaan bahagia, dan cobaan yang membuat kita lebih kuat. Jadi mari kita mulai menularkan bersikap lembut dan penuh kasih sayang. Berbahagialah orang yang lemah-lembut!

Do It Before Tomorrow Comes

If you’re mad with someone,and nobody’s there to fix the situation…You fix it .
Maybe today, that person still wants to be your friend .
And if u don’t, tomorrow can be too late .

If you’re in love with somebody ,but that person doesn’t know… tell her/him.
Maybe today, that person is also in love with you .
And if you don’t say it,tomorrow can be too late .

If you really want to kiss somebody… kiss her/him.
Maybe that person wants a kiss from you, too .
And if you don’t kiss her/him today, tomorrow can be too late .

If you still love a person that you think has forgotten you… tell her/him.
Maybe that person have always loved you.
And if you don’t tell her/him today , tomorrow can be too late.

If you need a hug of someone…ask her/him for it.
Maybe they need it more than you do.
And if you don’t ask for it today, tomorrow can be too late.

If you really have friends who you appreciate… tell them.
Maybe they appreciate you as well.
That if you don’t and they leave or go far away today , tomorrow can be too late.

If you love your parents, and never had the chance to show them…do it .
Maybe you have them there to show them how you feel.
That if you don’t and they leave today , then tomorrow can be too late.
2 comments for Do It Before Tomorrow Comes

how to make a blog?

heloo all... would you like to teach me how to make a blog?plz help me